Senin, 22 Februari 2016

cara kerja mesin 2 tak dan 4 tak

Cara kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak

SHARE
Kembali lagi dengan fastnlow, disini kita akan memberi ilmu tentang perbedaan mesin 2 tak dan 4 tak. Teman-teman sering dengar kan 2 tak dan 4 tak. Mungkin beberapa dari teman-teman sedikit bingung gimana sih 2 tak dan 4 tak, apa bedanya.

Mesin 2 Tak

Untitled

Pertama-tama, sebelum membahas lebih dalam tentang 2 tak dan 4 tak, dalam mesin itu terdapat 4 siklus yaitu siklus hisap/intake, siklus kompresi/compression, siklus ledak/power dan siklus buang/exhaust. Kita bakal membahas 2 terlebih dahulu. Dalam mesin 2 tak, 1 kali putaran kruk as/crankshaft (360 derajat) terdapat 4 siklus, jadi setengah putaran (180 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, pada mesin 2 tak tidak memakai klep/valve dan noken as/camshaft seperti di mesin 4 tak, sebagai gantinya mesin 2 tak memakai membran yang berada setelah karburator.
Selain itu, karena mesin 2 tak dalam 1 putaran kruk as/crankshaft melaksanakan 4 siklus, mesin 2 tak ini lebih responsif dan akselerasinya bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga yang besar pada saat putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini meminum bahan bakar yang lumayan banyak, akan tetapi mesin ini menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan mesin 4 tak. Minuman mesin ini tak hanya bensin, tetapi mesin ini minta bensin tersebut dioplos dengan oli khusus yang biasa disebut oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi oli mesin hanya melumasi bagian transmisi. Itu lah kenapa mesin 2 tak fogging atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping.
Mesin 2 tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4 tak, sehingga rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak. Itu sedikit tentang mesin 2 tak, mari kita buka lebih dalam bagaimana siklus 2 tak.

mesin 2 tak dan 4 tak

Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
  1. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.
  2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
  3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
  4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.
  5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.
Langkah ke 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
  1. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
  2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.
  3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
  4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.
Teman-teman sudah kenalkan mesin 2 tak tu bagaimana, sekarang kita lanjut kenalan dengan mesin 4 tak yang sekarang sudah menjadi mesin mainstream yang banyak dipakai di kendaraan beroda.

Mesin 4 Tak

mesin 2 tak dan 4 tak 1

Mesin 4 tak itu mesin yang melunasi 4 siklus mesin bakar dengan melakukan 2 putaran kruk as/crankshaft. Mesin ini berputar 2 kali atau 720 derajat untuk melakukan 4 siklus, sehingga 1 putaran kruk as/crankshaft (360 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, mesin ini kurang responsif dibandingkan mesin 2 tak tetapi mesin ini lebih effisien. Mesin ini lebih ramah lingkungan karena mesin ini hanya meminum bensin saja, tidak ada oli samping. Mesin ini mengeluarkan tenaga relatif di putaran/RPM lebih rendah dibandingkan mesin 2 tak, dan tenaga yang dikeluarkan lebih rendah juga.
Mesin ini menggunakan klep/valve yang digerakan oleh noken as yang tidak dipakai oleh mesin 2 tak, sehingga semua siklus yang harus dilakukan lebih sempurna. Pada mesin motor, oli mesin 4 tak menjadi 1 untuk melumasi keseluruhan mesin dan transmisi pada mobil tetap terpisah karena saluran oli mesin dan transmisi terpisah.
Mari kita bahas lebih dalam tentang siklusnya mesin 4 tak.

mesin 2 tak dan 4 tak 2
Langkah ke 1 
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem pemasukkan.
Langkah ke 2 
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup, mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).
Langkah ke 3 
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses yang akan menghasilkan tenaga.
Langkah ke 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
Kesimpulannya mari kita lihat dalam tabel dibawah ini.

PERBEDAAN 2 TAK DAN 4 TAK
2 TAK
4 TAK
a. Dalam 1 siklus pembakaran hanya membutuhkan 1 putaran mesin a. dalam 1 siklus pembakaran membutuhkan 2 putaran mesin
b. memakai membrane sebagai pengganti klep/valve b. menggunakan klep/valve
c. tidak menggunakan noken as/camshaft c. menggunakan noken as/camshaft
d. memiliki kompresi primer dan sekunder d. hanya memiliki kompresi primer
e. lebih responsif / akselerasi bagus f. kurang responsif / akselerasi kurang dari pada mesin 2 tak
f. menggunakan oli samping yang tercampur dengan bensin untuk pelumasan kruk as / crankshaft g. hanya menggunakan oli dan tidak tercampur oleh bensin untuk pelumasan kruk as / crankshaft




Sekarang teman-teman sudah taukan gimana mesin 2 tak dan mesin 4 tak, dan perbedaan dari masing-masing mesin.

SUMBER  http://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/
Read More ->>

FO FIRING ORDER

Urutan pengapian atau lebih kerennya dikenal dengan firing order merupakan urutan saat pengapian pada setiap silinder, firing order hanya ada pada motor dengan multi silinder, karena kalau hanya mono silinder atau hanya terdapat satu silinder tidak ada urutan saat pengapiannya.
Firing order sendiri sudah dirancang oleh pabriknya. Firing order tidak sembarangan dibuat melainkan memperhatikan aspek-aspek tertentu, seperti getaran yang dihasilkan, balanca tidaknya, dan lain sebagainya. Firing order biasa dimulai dari silinder paling depan (1). Pada mesin empat silinder, paling banyak digunakan urutan pengapiannya adalah 1 - 3 - 4 - 2, sedangkan untuk mesin dengan enam silinder, secara umum urutan pengapiannya adalah 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4.
Pada mesin empat silinder dan mempunyai firing order 1-3-4-2 artinya adalah setelah busi memercikkan bunga api pada langkah kompresi silinder 1, maka setengah putaran lagi pengapian akan terjadi pada silinder 3, kemudian disusul silinder 4 pada setengan putaran selanjutnya, disusul lagi silinder 2 pada setengah putaran yang selanjutnya lagi dan begitu seterusnya. 
Dengan mengetahui firing order ini maka akan memudahkan kita untuk memasang kembali kabel tegangan tinggi yang dilepas dari busi. Firing order ini juga berguna dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan katup mana yang dapat disetel pada saat melakukan penyetelan celah katup.
Urutan pengapian harus diperhatikan saat kita melepas kabel tegangan tinggi dari busi, jangan sampai salah karena ketidaktahuan kita akan firing order ini. Biasanya pada tutup distributor sudah terdapat tanda yang menunjukan firing ordernya.
firing order mesin 4 silinder 1-3-4-2
firing order mesin 4 silinder 1-3-4-2

Yang perlu diperhatikan juga adalah arah daripada firing ordernya, karena ada sebagian mobil yang putaran rotornya tidak searah putaran jarum jam, melainkan berlawanan arah jaruh jam. Untuk itu perhatikan tanda yang ada pada tutup distributornya.
Biasanya jika salah dalam pemasangan kebel busi maka akan menyebapkan saat pengapian pada masing masing silinder tidak pas (sesuai), mungkin akan terjadi ledakan pada karburator ataupun pada knalpot.
 
SUMBER
http://www.kitapunya.net/2015/01/firing-order-urutan-pengapian.html
Read More ->>

Minggu, 21 Februari 2016

sistem rem cakram

SISTEM REM CAKRAM MOBIL DAN FUNGSI NYA

A..       Sistem Rem Cakram

             Rem berfungsi untuk :
a.       Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
b.      Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
c.       Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.




Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram ( brake disc ) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan brake pads yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara brake pads dan brake disc.
Rem cakram memiliki beberapa keuntungan dan kerugian :

Keuntungan :
•         Radiasi panas baik.
•         Bila terkena air lebih cepat kering.
•         Konstruksi sederhana.
•         Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
•         Self energizing effect kecil.
•         Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
•         Pad lebih cepat aus.







A.    Komponen – komponen Rem Cakram

1.      Cakram ( Brake Disc )
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe ventilasi digunakan  untuk menjamin pendinginan yang baik karena tipe ini dapat mensirkulasikan udara dengan baik untuk mencegah terjadinya fading (koefisien gesek berkurang), sehingga tipe ini banyak digunakan pada kendaraan.





1.    Pad Rem ( Brake Pads )
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukk an tebal batas pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapat anti - squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.





3.      Kaliper Rem ( Brake Caliper )
Kaliper Rem ( Brake Caliper ), berfungsi sebagai tempat komponen – komponen rem cakram. Pada kaliper rem terdapat piston yang berfungsi untuk mendorong pad rem, sehingga pad rem dapat menjepit cakram dan bleeder plug yang berfungsi untuk membuang udara pada sistem rem.
Kaliper rem terdiri dari 2 tipe, yaitu :

a.    Fixed Caliper
Pada caliper tipe ini, terdiri dari 2 buah piston pada sisi kanan dan sisi kiri caliper. Daya pegereman didapatkan bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi brake disc. Pada kendaraan Toyota, tipe ini digunakan pada Toyota Fortuner dan Hilux.



b.      Floating Caliper
Pada brake caliper tipe ini terdapat 1 piston yang digunakan untuk mendorong brake pads. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit ca kram dan terjadilah pengereman.
Pada kendaraan Toyota, tipe ini digunakan pada kendaraan penumpang seperti Avanza dan Kijang Innova.


SUMBER: wandriblogdrees.blogspot.co.id
Read More ->>

sistem rem tromol

sistem rem teromol
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan persyaratan.
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder Roda (Wheel cylinder)
 Fungsinya adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.
b)Sepatu Rem (Brake shoe)

Berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.
c)Pegas pengembali (Return Spring)
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada saat tekanan
silinder roda turun.
d)Backing Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
-MODEL REM TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
a)Model leading trailling Shoe
Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan sepatu kanan disebut trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya.
b)Model two–leading
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
c)Model dual two–leading

Kontruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.
d)Model Uni Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan 
sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.
e)Model Duo Servo

Kontruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.

SUMBER:https://satriokurnia.wordpress.com/2013/05/07/sistem-rem-teromolrem-tromol-adalah-salah-satu-konstruksi/
Read More ->>

komponen mesin atau enggine

Fungsi Komponen komponen utama Mesin (Engine)



1. Spark plug (Busi): untuk meloncatkan bunga api tegangan tinggi ke dalam silinder, yang akan digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
2. Adjusting shim: penyetel celah dengan metode shim.
3. Valve lifter: Sebagai pengangkat katup
4. Exaust valve: untuk membuka dan menutup saluran buang atau exhaust manifold.
5. Valve guide: Untuk penghantar gerakan katup
6. Gasket: sebagai perapat yang biasanya digunakan untuk mencegah adanya kebocoran.
7. Water jacket: untuk saluran air pendingin di dalam mesin.
8. Cylinder block (Blok Silinder) : untuk tempat silinder yang berfungsi sebagai tempat bergeraknya piston
9. Piston (torak) : untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui connecting rod.
10. Batang piston (connecting rod) berfungsi untuk meneruskan tenaga/gerak dari piston ke poros engkol.
11. Small end : untuk menempatkan pena piston
12. Big end : untuk pemegang pin journal pada poros engkol
13. Conecting rod bearings : sebagai bantalan
14. Oil hole : untuk menyalurkan oli pendingin menuju piston
15. Conecting rod cap : sebagai penahan connecting rod dengan pin
16. Combustion chamber/ ruang bakar : untuk tempat pembakaran campuran udara dan bahan bakar
17. Valve seat/skep : sebagai tempat dudukan kepala katup
18. Oil seal : Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar
19. Intake valve: untuk membuka dan menutup saluran pemasukan bahan bakar dan udara
20. Valve keepers/pin katup: sebagai pengunci antara katup dengan pegas
21. To exhaust manifold : disambung dengan manifold buang
22. To intake manifold : disambung dengan manifold masuk
23. Poros engkol : sebagai pengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak putaran yang diteruskan putaran ke system kopling system transmisi, putaran diteruskan ke garden/ propeller dan ke roda.
Engine/Mesin
24. Bak oli (carter) berfungsi untuk menampung oli ketika mesin berhenti
25. Crank pin: untuk tempat tumpuan big end batang piston
26. Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor
27. Counter balance weight: sebagai bobot penyeimbang putaran
28. Fly wheel / roda gila : sebagai peringan putaran pada poros engkol dan
sebagai starter mesin.
29. Poros nok (Cam shaft) : berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang ditentukan, menggerakkan pompa bensin dan sebagai gigi penggerak distributor.
30. Journal: sebagai titik tumpu putaran poros
31. Cam shaft drive gear: sebagai gigi pemutar
32. Cam shaft driven gear: sebagai gigi yang diputarkan
33. Intake cam shaft: penggerak mekanik katup masuk
34. Exhaust cam shaft: penggerak mekanik katup buang
35. Cam shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi katup dengan piston
36. Cut-out groove: untuk menggerakkan didtributor
37. Karburator : sebagai pencampur udara dengan bensin, dan menyediakan campuran udara dan bahan bakar secara tepat
38. Nozzle (injector): untuk menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar (mesin
diesel)
39. Pengendap air (Water cendimeter): Untuk mengendapkan air yang ada pada
bahan bakar mesin diesel.
40. Timing gear, timing belt, timing chain/ kamrat : untuk penghubung putaran poros engkol dengan poros nok, sekaligus menepatkan posisi katup dengan piston.
41. Bak engkol : sebagai tempat penampung oli mesin.
42. Radiator: menampung air pendingin untuk didinginkan oleh kipas.
43. Slang bawah radiator: Untuk mengalirkan air ke engine
44. Slang atas radiator: Untuk mengalirkan air panas dari engine
45. Thermostaat: Sebagai pengontrol suhu kerja engine
46. Pompa air/Water pump: untuk mensirkulasikan air
47. Tali kipas/Fan belt: Untuk menggerakkan kipas pendingin
48. Tangki (Fuel tank): sebagai penampung bahan bakar
49. Pompa (Fuel pump): Menyuplai bahan bakar dari tangki ke karburator
50. Baterai: sebagai penyimpan arus listrik.
51. Kontak (Switch): Untuk memutus dan menghubungkan
52. Koil: Merubah arus masuk primer menjadi arus keluar sekunder bertegangan tinggi

53. Distributor: Mendistribusikan/membagi arus tegangan tinggi ke tiap busi
54. Pena torak (piston pin) berfungsi untuk menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil small end pada batang torak,
55. Pompa oli : Menghisap oli dari bak oli dan kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian bagian mesin yang bergerak,
56. Filter oli berfungsi menyari oli mesin dari kotoran, logam logam, carbon, endapan lumpur dan lain lain.
 

Read More ->>

fungsi suspensi dan komponen nya

Salah satu fungsi sistem suspensi adalah untuk meningkatkan kenyamanan dalam berkendara dengan cara menyerap kejutan, oskilasi, atau getaran yang diterima dari permukaan jalan. Suspensi terdiri dari 2 komponen utama yakni pegas dan shock absorber, dimana kedua komponen tersebut selalu ada pada setiap sistem suspensi. Suspensi juga terdiri dari beberapa komponen pendukung lainnya, yang hanya terdapat pada model tertentu saja.
Berikut ini komponen-komponen sistem suspensi dan fungsinya :
1. Pegas (Spring)
Pegas berfungsi untuk menyerap kejutan yang diterima dari jalan dan getaran pada roda-roda agar tidak sampai ke bodi. Pegas juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan cangkeraman roda terhadap jalan. Lihat lebih detai di artikel :  Macam-macam Pegas pada Sistem Suspensi,
2. Shock Absorber (Peredam Kejut)
Shock absorber berfungsi untuk untuk meredam atau melawan oskilasi (gerak naik turun) yang disebapkan pegas saat menyerap kejutan dari permukaan jalan. Lebih detai lagi : Shock Absorber (Shock Breaker) Pada Sistem Suspensi.
3. Ball Joint
Berfungsi untuk menerima beban vertikal maupun lateral dan berfungsi juga sumbu putara pada saat kendaraan berbelok. Ball joint ada dua upper ball joint dan lower ball joint.
Ball Joint
Ball Joint
4. Stabilizer Bar
Stabilizer Bar berfungsi untuk mengurangi traksi ban dan mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan berbelok.
Stabilizer Bar
Stabilizer Bar
5. Strut Bar
Berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju dan mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata, bergelombang atau dorongan akibat terjadinnya pengereman. Ujung strut bar dipasang pada lower arm dan ujung lainnya diikatkan pada cross member melalui bracket dan karet bantalan.
Strut Bar
Strut Bar
6. Lateral Control Rod
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari arah samping.
Lateral Control Rod
Lateral Control Rod
7. Bumper
Bumper terdiri dari bounding dan rebounding bumper yang dipasangang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber, dan lain lain pada waktu pegas mengerut dan mengembang di luar batas maximumnya sehingga tidak terjadi kerusakan pada komponen komponen tersebut. Bounding bumper bertugas pada saat kendaraan mengerut, dan rebounding bumper bertugas pada saat kendaraan mengembang.
Bumper
Bumper
8. Lower arm
Berfungsi untuk menopang roda dan bodi kendaraan.
 
Read More ->>

kebersihan sebagian dari iman

Desa Pohkumbang Rt02 Rw03. Kec. Karanganyar Kab. Kebumen melaksanakan kegiatan bergotong royong bahu membahu membersihkan,  jalan desa guna memperbaiki sarana jalan yang rusak beberapa waktu lalu, kegiatan yang dilaksanakan masyarakat secara swadaya membersihkan jalan. yang bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan agar indah dan nyaman di pandang masyarakat sekitar dan lainnya.
warga pun antusias melaksanakan kerja bakti bersih bersih ,remaja  dan orng tua pun ikut serta bersih -bersih (gotong royong).
Selain bertujuan untuk membersihkan bahu jalan guna memperlancar saluran air kegiatan ini juga bertujuan untuk mencegah perkembang biakaan nyamuk yang bisa membawa virus DBD karena nyamuk ini sangat senang apabila ada genangan air yang cukup bersih maka akan digunakan sebagai tempat untuk bertelor, ujar kepala Rt 02 bapak sawal.
Dalam kesempatan itu Kepala desa Tugu Bapak Sarijan sangat berterima kasih kepada  warga yang aktif  untuk membersihkan lingkunganya terlebih sekarang sudah memasuki musim penghujan, hal ini sangat tidak baik bagi para penduduk apabila lingkungan tinggal mereka sangat kotor tentunya, a  tegas ketua rt setempat.
kebersihan sebagian dari iman,
maka di harapkan warga rt02 rw03 setempat aktif melaksanakan kegiatan bersih-bersih ,minimal 1 minggu sekali ujar bapak rt'.

tanggal 21 febuari 2016


Read More ->>

Minggu, 14 Februari 2016

cara menghitung cc silinder mobil bro

Kapasitas mesin atau yang sering disebut volume langkah adalah volume ruang dari ruang bakar mesin yang dihitung saat piston berada di TMB (titik mati bawah) sampai posisi TMA (titik mati atas). Jadi yang dihitung adalah volume pergerakkan piston dari TMB ke TMA, atau sebaliknya. Biasanya dinyatakan dengan menggunakan satuan sentimeter kubik (cc), liter (l), atau inchi kubik (CID) di pasar Amerika Utara. Kapasitas mesin tidak termasuk dengan total volume dari ruang pembakaran.



VL =volume silinder (cc ato cm3)
Bore =diameter silinder atau piston (cm)
L/Stroke =panjang langkah piston (cm) atau jarak antara TMA ke TMB.
n =jumlah silinder
Ï€ =3,14/22/7
r =jari-jari

contoh:

Tentukan Kapasitas mesin sepeda motor Jupiter memiliki ukuran sbb:
sebelum melakukan penjumlahan. kita harus merubah satuan mm(milimeter) ke cm(sentimeter)
D/Bore = 52mm dirubah ke 5.2cm
L/Stroke = 54mm dirubah ke 5.4cm



Volume Ruang Bakar

Volume Ruang Bakar volume ruang di atas piston saat di posisi TMA.

Volume Silinder


Volume silinder adalah jumlah total dari pertambahan antara volume langkah dengan volume ruang bakar.

VS = Vl + VC

VS = Volume silinder (cc)
VL = Volume langkah (cc)
VC = Volume ruang bakar (cc)

Perbandingan Kompresi

Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dengan volume kompresinya.

Sebagai contoh perbandingan kompresi untuk sepeda motor berkisar antara 8 : 1 dan 9 : 1. ini artinya selama lankgah kompresi muatan yang ada di atas piston dimampatkan 8 kali lipat dari volume terakhirnya. Makin tinggi perbandingan kompresi, maka makin tinggi tekanan dan temperatur akhir kompresi.



E = Perbandingan kompresi
VL= Volume langkah (cc)
VC= Volume ruang bakar (cc)

tambahan:
Perbandingan Kompresi
Nilai Oktan
6 : 1
81
7 : 1
87
8 : 1
88
9 : 1
90
10 : 1
92
11 : 1
95
12 : 1
98

Referensi
-http://infowuryantoro.blogspot.com/2012/05/cara-menghitung-kapasitas-mesin-sepeda.html
-http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitas_mesin
-http://peduliotomotif.blogspot.com/2012/06/cara-menghitung-cc-mobil.html http://fahmihusaen.blogspot.co.id
Read More ->>

pengertian las oksi asetilin dan komponennya

1.      Pengertian Las Oksi-Asetilin.       

 Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas.


Peralatan  Las Asetilin
Adapun alat-alat utama las asetilin adalah sebagai berikut :  
1. Botol gas asetilin dan botol oksigen.
Botol gas asetilin terbuat dari baja yang berisi gas asetilin yang telah dimanfatkan dengan volume 40 liter Dan tekanan hingga 15 bar.
Botol oksigen juga terbuat dari baja yang berisi gas oksigen yang telah dimanfatkan dengan tekanan gas sampai 151 bar. Di atas botol oksigen dipasang sebuah keran yang dilengkapi dengan sumbat pengaman. Bila tekanan gas dalam botol naik karena pengaruh panas, maka sumbat akan pecah dan gas kelebihan akan keluar. Gas oksigen yang dapat diisikan pada botol tersebut sebanyak 74,5 m3 dengan kadar gas oksigen murni 99,5 %.           
2.  Generator asetilin
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit di tambah air dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O       C2H2 +  Ca (OH) + kalor. Pencampuran ini dilakukan dalam sebuah tabung yang disebut generator asetilin. Bagian-bagian utama dari generator asetilin adalah ruang karbit dan dapur gas, ruang air, ruang gas asetilin, kunci air, alat pmbersih gas, alat pengaman bila kelebihan gas.
3.  Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja  yang tetap besarnya. Pada regulator terdapat dua manometer yaitu manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Yang dimaksud tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam botol. Sedangkan yang dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu melakukan pekerjaan las.
4.  Pembakar (torch)
Fungsi pembakar pada las asetilin adalah untuk mencampur oksigen dan gas   asetilin yang jumlah isinya hampir sama. Pada pembakar dapat dipasang berbagai ukuran ujung pembakar, untuk memperoleh nyalah api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan di las atau dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua selang yaitu selang untuk gas asetilin dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran pengisi berfungsi untuk mengatur banyaknya oksigen dan asetilin yang digunakan. Dikenal dua jenis pembakar yaitu pembakar tekanan rendah dan pembakar tekanan rata.
5. Selang Las
Selang berfungsi untuk menyalurkan gas dari botol gas atau regulator ke pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas atau tidak kaku. Selang gas biasanya berwarna hitam atau hijau. Pada ujung-ujung selang terdapat pula mur pengatur dengan ulir kiri. Fungsi mur pengatur   pada kedua selang tersebut adalah untuk mengikat regulator dan mengikat pembakar.
Untuk menjaga kekeliruan saat pengikatandengan regulator dan pembaklar maka baut dan mur pengikat dibedakan satu sama lain, begitu juga bentuk nipelnya dibuat berbeda.
 
Peralatan  Las Asetilin
Adapun alat-alat utama las asetilin adalah sebagai berikut :  
1. Botol gas asetilin dan botol oksigen.
Botol gas asetilin terbuat dari baja yang berisi gas asetilin yang telah dimanfatkan dengan volume 40 liter Dan tekanan hingga 15 bar.
Botol oksigen juga terbuat dari baja yang berisi gas oksigen yang telah dimanfatkan dengan tekanan gas sampai 151 bar. Di atas botol oksigen dipasang sebuah keran yang dilengkapi dengan sumbat pengaman. Bila tekanan gas dalam botol naik karena pengaruh panas, maka sumbat akan pecah dan gas kelebihan akan keluar. Gas oksigen yang dapat diisikan pada botol tersebut sebanyak 74,5 m3 dengan kadar gas oksigen murni 99,5 %.           
2.  Generator asetilin
Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit di tambah air dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O       C2H2 +  Ca (OH) + kalor. Pencampuran ini dilakukan dalam sebuah tabung yang disebut generator asetilin. Bagian-bagian utama dari generator asetilin adalah ruang karbit dan dapur gas, ruang air, ruang gas asetilin, kunci air, alat pmbersih gas, alat pengaman bila kelebihan gas.
3.  Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja  yang tetap besarnya. Pada regulator terdapat dua manometer yaitu manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Yang dimaksud tekanan isi adalah tekanan gas yang berada dalam botol. Sedangkan yang dimaksud tekanan kerja adalah tekanan yang dibutuhkan pada waktu melakukan pekerjaan las.
4.  Pembakar (torch)
Fungsi pembakar pada las asetilin adalah untuk mencampur oksigen dan gas   asetilin yang jumlah isinya hampir sama. Pada pembakar dapat dipasang berbagai ukuran ujung pembakar, untuk memperoleh nyalah api yang sesuai dengan tebal benda kerja yang akan di las atau dipotong. Pembakar berhubungan dengan dua selang yaitu selang untuk gas asetilin dan selang untuk gas oksigen. Ruang pencampur dan keran pengisi berfungsi untuk mengatur banyaknya oksigen dan asetilin yang digunakan. Dikenal dua jenis pembakar yaitu pembakar tekanan rendah dan pembakar tekanan rata.
5. Selang Las
Selang berfungsi untuk menyalurkan gas dari botol gas atau regulator ke pembakar. Selang ini harus tahan tekanan tinggi tetapi lemas atau tidak kaku. Selang gas biasanya berwarna hitam atau hijau. Pada ujung-ujung selang terdapat pula mur pengatur dengan ulir kiri. Fungsi mur pengatur   pada kedua selang tersebut adalah untuk mengikat regulator dan mengikat pembakar.
  1. Untuk menjaga kekeliruan saat pengikatandengan regulator dan pembaklar maka baut dan mur pengikat dibedakan satu sama lain, begitu juga bentuk nipelnya dibuat berbeda.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         
 
Read More ->>

komponen sistem pengapian dan fungsi

1.    Fungsi sistem pengapian adalah untuk menghasilkan api.
2.    Komponen-komponen sistem pengapian:
a.    Battery
b.    Kunci kontak
c.    Fuse
d.    Koil
e.    Condensator
f.     Platina
g.    Distributor
h.    Kabel tegangan tinggi
i.      Busi
3.    Rangkaian sistem pengapian:

4.    Fungsi komponen pengapian:
1)    Battery berfungsi sebagai penyimpan sumber arus untuk kebutuhan komponen-komponen pada kendaraan tersebut.
2)    Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan sumber arus dari battery ke komponen-komponen pada kendaraan.
3)    Coil berfungsi untuk mengubah arus 12v dari battry menjadi lebih besar 20kv.
4)    Platina berfunsi untuk memutuskan dan mengalirkan arus pada kumparan primer.
5)    Condensator ada 2 fungsi:
a.    Untuk menampung muatan listrik.
b.    Untuk mempercepat pemutusan arus pada platina.
Cara kerja: pada saat platina mulai membuka maka sisa sisa alirn dari kumparan primer yang melewati platina masih cenderung terjadi, yaitu dalam bentuk loncatan bunga api.terjadinya loncatan bunga api pada platina menimbulakn beberapa kerugian, antara lain:
                                      I.        Menyebapkan platina terbakar dan cepat aus.
                                    II.        Menyebapkan pemutusan tegangan sekunder tidak terjadi secara mendadak akibatnya tegangan aekunder lemah.
Dengan pemasangan condenser maka beberapa kerugian diatas dapat dikurangi. Munculnya percikan bunga api dapat dikurangi karena pada saat platina mulai membuka maka sisa arus yang mengalir melalui platina akan diserap oleh condenser sehingga munculnya bunga api pada platina dapat dikurangi. Dengan adanya penyerapan arus listrik dari platina ke condenser maka sisa sisa arus akan terserap seketika sehingga pemutusan arus pada platina terjadi secara mendadak.
Kalau di platina muncul percikan bunga api besar, gantilah condensernya. (0,22uf-0,27uf).
6)    Fungsi distributor dapat di bagi dalam 4 bagian ;
1. Bagian pemutus / arus . Pada bagian ini terdiri dari

a. breaker point (contact point / point )
  Fungsinya adalah untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil .induksiterjadi pada saat breaker point I putus atau terbuka 
Lihat gambar ;

b. camlobe ( nok )
Fungsinya adalah untuk mengungkit breaker point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer coil 
Lihat gambar ;

C kondensor
  Fungsinya adalah untuk menghilangkan /mencegah terjadinya loncatan api atau bunga api listrik pada breaker point. Kemampuan dari suatu kondensor dapat di tunjukkan dengan berapa besar kapasitasnya.kapasitas kondenser di ukur dalam (uf ) mikro farad.pada kendaraan Toyota ,condenser yang di pergunakan ada 3 macam ;
  Condenser kabel warna hijau kapasitasnya 0,15 uf
  Condenser kabel warna kuning kapasitasnya 0,22 uf                                                                          Condenser kabel warna biru kapasitasnya 0,25 uf


 
Terbakarnya breaker point sering juga di akibatkan oleh condenser yang tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal.

2. Bagian Distributor
Bagian ini berfungsi membagi – bagikan ( mendistribusikan )arus tegangan tinggi yang di hasilkan / di bangkitkan oleh kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap –tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian .bagian ini terdiri dari tutup distributor dan rotor
Lihat gambar ;


3
. Bagian Governor Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan mesin .bagian ini terdiri dari Governor weight dan governor spring ( pegas governor )
Gambar di bawah ini menunjukkan kontruksi dari Governor Advancer
4. Bagian Vakum Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertanmbah atau berkurang. Bagian ini terdiri dari breaker plate vakum advancer ,yang akan bekerja atas dasar kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.

7)    Busi berfungsi untuk menghasilkan percikan api sehingga BB di dalam ruang bakar dapat terbakar.              sumber.http://otobedah.blogspot.co.id
Read More ->>